Selasa, 17 Februari 2015

Pengalaman Berumah-tangga by A. Akbar

Saya terdorong untuk mengadakan perbaikan diri (hijrah) setelah saya ikut aktif mengikuti pengajian di masjid kampus waktu kuliah di Surabaya. Ada salah seorang seorang penceramah yang menceritakan banyak pengalaman orang-orang terkenal yang mengalami perubahan revolusioner dalam dirinya setelah mereka betul-betul mencoba mendalami Al Qur’an dan melaksanakan ajaran agama secara totalitas. Lalu saya berpikir, Al Qur’an ini juga yang akan dapat merubah diri saya

Dengan keyakinan pada pertolongan Allah melalui Al Qur’an dan agama Islam, maka saya berusaha dengan sekuat tenaga memperbaiki diri. Saya sangat intensif mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak puasa, sholat malam dan baca Al Qur’an. Alhamdulillah sedikit demi sedikit kebiasaan masturbasi yang saya lakukan sejak kelas 6 SD akhirnya bisa saya hentikan. Saya juga konsultasi ke psikiater, membaca buku-buku psikologi dan filsafat. Dan yang utama saya juga mulai berusaha untuk mencari calon istri. Karena saya yakin, hanya lewat jalan pernikahan saja masalah saya ini bisa diatasi (waktu itu saya masih mengira kalau sesudah menikah kecenderungan SSA akan hilang dengan sendirinya). Tetapi tentu saja niat berumah tangga bukan untuk sekedar menutupi SSA saja, tetapi yang utama adalah untuk beribadah kepada Allah, memenuhi sunnah Rasul.

Sayapun mulai memperhatikan satu persatu teman wanita saya. Meskipun terus terang saja…saya tidak punya daya tarik seksual terhadap mereka! Tapi saya tetap usahakan untuk menjalin hubungan pribadi. Saya pikir yang saya lakukan ini ada unsur “bonex”-nya (bondho nekat = modal kenekatan) juga dan pantang menyerah. Hubungan pertama dan kedua ternyata putus di tengah jalan, sebelum saya menyatakan apa-apa, karena tampaknya kurang cocok. Dengan teman putri yang ketiga saya sampai menulis surat cinta. Saya mengajak dia menikah. Surat itu saya selipkan di bukunya yang saya pinjam. Beberapa hari kemudian, saya dapat surat dari dia, ternyata dia menolak. Aduh…putus cinta iki rek…!. Tapi untung tidak patah semangat. Setelah berusaha kesana kemari, akhirnya saya berhasil menemukan istri saya yang sekarang melalui proses panjang dan berliku-liku.

Terapi Rasulullah Dalam Penyembuhan Penyakit Al-Isyq (Cinta)

TERAPI RASULULLAH DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT AL-ISYQ (CINTA)


Oleh
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah


Mukaddimah
Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma'ad.

Beliau berkata : Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.

Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Al-Quran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina ".Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". [Al-Hijr: 68-72]

KEBOHONGAN KISAH CINTA NABI DENGAN ZAINAB BINTI JAHSY
Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati, sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat:

“Artinya : Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya : "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” [Al-Ahzab :37] [1]

Sebagain orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi, bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap Al-Quran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan yang Allah menjauhkannya dari diri Beliau .

Senin, 16 Februari 2015

HOMOSEKSUALITAS by alif2hamzah

Saya ingin menekankan perbedaan antara kecenderungan atau dorongan terhadap homoseksual dengan aktivitas homoseksual itu sendiri. Yang pertama dikenal secara umum sebagai Same-Sex Attractions (SSA) dan yang kedua adalah perilaku atau aktivitas yang memenuhi dorongan atau kecenderungan SSA tersebut. Pelaku inilah yang dapat dikategorikan sebagai homoseksual/gay.

Yang perlu difahami, karena seseorang memiliki SSA (ketertarikan kepada sesama jenis) tidak dengan sendirinya dia menjadi homoseks atau gay (kedua istilah ini belakangan dipakai baik untuk laki-laki maupun wanita, meskipun untuk wanita lebih sering dipakai istilah lesbian). Banyak sangat banyakorang yang memiliki SSA tapi tidak mewujudkannya dalam tindakan karena berbagai alasan. Moral, sosial, religi, medis, bisa menjadi alasan yang membuat orang tidak menindaklanjuti dorongan seksualnya.

DARI MANA DATANGNYA KETERTARIKAN ITU?
Ada dua kubu pendapat tentang asal-usul kecenderungan homoseksual. Meyakini mana dari kedua mazhab tersebut yang benar akan menentukan bagaimana sikap dan pandangan kita terhadapnya (baik Anda sebagai orang yang memiliki SSA ataupun tidak).
a. Teori Pertama bahwa sifat itu bawaan lahir, genetik, innate, sudah ditakdirkan.
b. Teori Kedua bahwa kecenderungan ini bukan bawaan lahir, dia tumbuh dan berkembang karena banyak faktor dalam masa perkembangan seseorang.

Tentu tidak banyak yang bisa dibicarakan dengan teori pertama. Kalau sesuatu dikatakan sudah takdir, sudah ada sejak lahir, apa lagi yang bisa diperbuat? Kalau Anda dilahirkan dengan rambut kriting, meskipun Anda melakukan rebounding berkali-kali, tetap saja rambut Anda akan kembali kriwil-kriwil. Michael Jackson tidak menjadi seorang white meskipun melakukan terapi kulit berulang kali. Karena dia ditakdirkan untuk lahir dari orang tua black. Dengan pola yang sama, kecenderungan homoseksual jika sudah ada sejak lahir berarti sesuatu yang normal, merupakan ketetapan Tuhan, dan tidak bisa dirubah.

Tapi apakah demikian?
Mazhab kedua tidak meyakini hal ini. Menurut mazhab ini, setiap manusia lahir dengan fitrah. Dan fitrah awal manusia adalah mencintai atau menyukai lawan jenisnya. Pengaruh (dari berbagai arah) selama masa bayi, anak-anak, dan remaja-lah yang kemudian memberi peluang tertanamnya bibit-bibit SSA dan membiarkan SSA itu tumbuh dan berkembang subur dalam diri seseorang.

Karena tidak mungkin untuk memberikan uraian lebih detail di sini, tanpa bermaksud menyederhanakan masalah, ada paling tidak tiga penyebab timbulnya homoseksualitas:
1. Karena pernah mengalami pelecehan (abuse) waktu kecil, kanak-kanak atau bahkan setelah masa remaja.
2. Karena pola asuh oleh orang tua yang tidak tepat
3. Karena faktor lingkungan lainnya (media massa, pergaulan, perlakuan orang lain terhadapnya, pendidikan, faham-faham tertentu, dll)
(CATATAN: kapan-kapan akan kita bahas tentang ketiga faktor ini lebih dalam).